Penyiksaan dan Kematian Yesus - News Indonesia

News

Home Top Ad

Post Top Ad

Sabtu, 31 Maret 2018

Penyiksaan dan Kematian Yesus


News Indonesia - Penderitaan dan kematian Yesus di atas kayu salib sudah sering kita dengar, tetapi seringkali hal ini tidak terlalu berkesan kepada kita karena: hanya diberitakan secara sepintas lalu, dan mungkin hanya kita dengar / baca dengan otak, tidak dengan hati bahkan tidak pernah kita renungkan. Penderitaan dan kematian Kristus suatu yang fenomenal, Matius 27:26 menceritakan tentang Yesus yang akan disesah. Hal itu diceritakan begitu singkat, sehingga bisa saja kita menganggap itu sebagai penderitaan yang kecil! Tetapi sesungguhnya jelas tidak demikian. Dapat di katakan betapa hebatnya penyiksaan ini, gambaran Pencambukan Romawi adalah suatu penyiksaan yang hebat. Korban ditelanjangi, tangannya diikat kebelakang, lalu ia diikat pada suatu tonggak dengan punggungnya dibungkukkan sehingga terbuka terhadap cambuk.

Cambuk Romawi terdiri dari gagang kayu yang pendek yang diberi beberapa tali kulit, yang ujungnya dilengkapi dengan potongan-potongan timah atau kuningan dan potongan-potongan tulang yang diruncingkan. Pencambukan diberikan terutama pada punggung korban, yang ditelanjangi dan dibungkukkan. Biasanya 2 orang dipekerjakan untuk melaksanakan hukuman ini, yang seorang mencambuki dari satu sisi, yang lain mencambuki dari sisi yang lain, dengan akibat bahwa daging yang dicambuki itu kadang-kadang koyak / sobek sedemikian rupa sehingga pembuluh darah dan arteri yang terletak di dalam, kadang-kadang bahkan isi perut dan organ bagian dalam, menjadi terbuka / terlihat. Pencambukan seperti itu, yang tidak boleh dilakukan terhadap warga negara Romawi (bdk. Kis 16:37), karena sering berakhir dengan kematian.

Kalau seseorang dicambuki dengan cambuk biasa saja, maka itu sudah merupakan suatu penderitaan / penyiksaan yang hebat. Apalagi kalau seseorang dicambuki dengan cambuk Romawi. Pada waktu cambuk Romawi itu dicambukkan ke punggung yang sudah ditelanjangi, maka benda-benda tajam yang ada pada cambuk itu menancap di punggung dan menggoresnya / mengirisnya. Itu baru cambukan pertama.
Pada waktu cambukan kedua diberikan maka bisa saja benda-benda tajam pada cambuk itu menancap persis pada bagian yang sudah terluka / tergores / teriris oleh cambukan pertama tadi. Tentunya ini akan memperdalam luka tadi. Demikian seterusnya sampai punggung yang dicambuki itu secara hurufiah menjadi hancur / menjadi pita-pita atau bahkan menjadi bubur, dan pembuluh darah dan organ tubuh bagian dalam menjadi terbuka / terlihat.

Sekarang, bisakah saudara merasakan beratnya siksaan ini? Satu-satunya hal yang ‘enak’ dari penyiksaan ini adalah bahwa pencambukan sebelum penyaliban ini mempercepat kematian di atas kayu salib (karena darah yang keluar sangat banyak)!
Bayangkan dan renungkan penyesahan yang Yesus alami ini! Ia mengalami hal ini untuk menebus dosa-dosa kita! Masihkah kita meremehkan dosa?
Sebelum Yesus disalibkan, Ia sudah mengalami hinaan dan ejekan (Mat 27:28-31). Ada yang mengatakan bahwa mahkota duri bukan dimaksudkan untuk menyiksa tetapi hanya untuk mengejek, tetapi ada juga yang beranggapan bahwa mahkota duri dimaksudkan sebagai suatu hinaan / ejekan dan sekaligus juga sebagai suatu penyiksaan. Seseorang mengatakan bahwa disana tumbuh suatu tanaman dengan duri yang panjangnya antara 4-6 inci (10-15 cm)! Ia memperkirakan tanaman inilah yang dipakai untuk membuat mahkota duri yang lalu ditancapkan ke kepala Yesus!

Diklik - Baca Selanjutnya :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Halaman